Jun 13, 2014

Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Biaya Persiapan Lomba Tingkat Dunia (World Skill)

Salah satu misi Kementerian Pendidikan Nasional (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2014 adalah meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan. Merujuk kepada misi tersebut, maka untuk mewujudkannya Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal mengambil langkah-langkah strategis, diantaranya dengan mengadakan Lomba Kompetensi Peserta Didik Kursus dan Pelatihan tingkat provinsi dan tingkat nasional sejak tahun 2010 dan mengikutsertakan para pemenangnya pada kompetisi keterampilan di tingkat regional, yaitu ASEAN Skills Competition dan/atau di tingkat dunia, yaitu World Skills Competition.

Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Biaya Persiapan Lomba Tingkat Dunia (World Skill)
Pada tahun 2010, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan mengikutsertakan peserta didik kursus dan pelatihan Tata Kecantikan Rambut mewakili Indonesia mengikuti kompetisi tingkat regional, yaitu ASEAN Skills Competition 2010, di Thailand untuk bidang keahlian Tata Kecantikan Rambut (Hairdressing). Kemudian pada tahun 2011 mengikuti kompetisi Merangkai Bunga dan Desain Floral (Floristry) tingkat dunia, yaitu World Skills Competition 2011 di Inggris. Pada tahun 2013 selain bidang Floristry, juga mengikutsertakan peserta pada kompetisi tingkat dunia untuk bidang Car Painting dan Autobody Repair di Jerman. Pada kompetisi tersebut peserta didik kursus dan pelatihan yang mewakili Indonesia belum mampu meraih 1 medali pun.

Kegagalan peserta didik kursus dan pelatihan pada kompetisi tersebut dapat dipahami. Selain karena baru pertama kali mengikuti kompetisi, minimal ada 2 hal penting lainnya yang menjadi faktor kunci kegagalan peserta didik kursus dan pelatihan, yaitu pertama, aspek teknis dan yang kedua aspek non teknis. Pada aspek teknis, materi lomba rata-rata di atas materi kurikulum kursus dan pelaltihan yang berstandar nasional. Sedangkan pada aspek non teknis, dan ini merupakan aspek krusial, yaitu peserta didik kursus dan pelatihan kurang percaya diri.

Penguasaan hard skill yang tinggi tanpa ditunjang oleh soft skills (attitude) yang memadai dapat mengakibatkan kegagalan. Sehubungan dengan itu, peserta didik kursus dan pelatihan yang akan mengikuti kompetisi di tingkat regional (ASEAN Skills Competition) dan/atau tingkat dunia (World Skills Competition) perlu dipersiapkan secara terencana, terarah, dan terintegrasi, dan matang oleh lembaga kursus dan pelatihan yang telah memenuhi krteria, kredibel dan berpengalaman. Untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut perlu dukungan dana dari pemerintah.